Wednesday 28 October 2015


Second post.. Semoga terus berkomitmen untuk menulis (Insya Allah). Pengisi waktu di kala masa pengangguran ini daripada tidak ada kegiatan.

Pagi ini saya dan suami berkesempatan sholat subuh berjamaah di Masjid dekat rumah (Alhamdulilah). Masjidnya cukup besar karena merupakan masjid kampus UPM (Universiti Putra Malaysia), tempat suami mengambil studi PhD nya. Hal menarik dari kesempatan sholat subuh kali ini adalah para jamaah yang kebanyakan membawa mobil. Menurut suami, setiap kali dia turut serta berjamaah subuh di masjid ini, pemandangannya memang selalu seperti ini. Mayoritas jamaah membawa kendaraan mobil, sedangkan yang membawa motor sedikit sekali. Mengapa hal ini menarik perhatian saya?? Penting amat bawa mobil atau motor untuk berangkat sholat ke masjid?

Hmmmm..
Saya punya pandangan yang menurut saya cukup menarik.
Mungkin hal ini masih terlalu dini untuk di-generalisir karena saya juga belum mencoba sholat di masjid-masjid lain selama berada di Malaysia. Namun, saya pikir cukup lah untuk mengambil sedikit kesimpulan bahwa mayoritas orang-orang di sini punya kebiasaan baik yaitu sholat subuh berjamaah di masjid. Memangnya di Indonesia tidak? Sebenarnya sama juga, masjid dan mushola di Indonesia juga ramai jamaahnya kalau subuh, dan hampir setiap waktu sholat selalu ada jamaahnya. Bedanya di sini adalah (berdasarkan pengamatan saya di masjid UPM), jamaah di sini lebih effort untuk membiasakan diri sholat subuh berjamaah di masjid. Mereka rela meluangkan waktu dan tenaga di pagi buta untuk mengeluarkan mobil dari garasi dan mengendarainya menuju masjid. Menurut saya ini sebuah usaha dan kebiasaan yang sangat baik. Kalau dibandingkan di Indonesia, biasanya keluarga dan tetangga sekitar rumah itu rutin ke jamaah di masjid (terutama untuk waktu subuh), jikalau jarak dari rumah ke masjid/mushola terhitung cukup dekat, mungkin kurang lebih 5-10 menit by walk (pengalaman pribadi). Jarang ada jamaah yang harus sampai pakai mobilnya untuk bisa mengejar berjamaah, paling mentok pakai motor. Kalau anak muda bilang, "Lo sholat jamaah subuh di masjid bawa mobil? Gaya amat? Niat amat?". Nah, faktor niat ini yang saya garis bawahi. Kalau saya boleh bilang, nampaknya ( hahaha bahasa melayu keluar) kawan-kawan muslim di sini niatnya lebih kuat untuk berkomitmen sholat subuh berjamaah di masjid. Terbukti, walaupun harus pakai mobil, mereka tetap memilih sholat subuh di masjid daripada di rumah. Kalau dipikir logika sih memang lebih ribet ya, apalagi kan pagi buta masih ngantuk. Tapi ternyata pada bisa loh, hebat deh. Hehehe... It is just my opinion, kebenarannya waulahualaam bissowab.

Hal menarik lainnya adalah, banyaknya jamaah yang bawa mobil juga menunjukkan bahwa jamaah tersebut tergolong masyarakat kelas menengah ke atas yang biasanya punya status ekonomi dan pekerjaan cukup baik. Berdasarkan info dari suami sih begitu. Walaupun di Malaysia ini mobil memang murah, tapi ya tetap saja, kalau bisa beli mobil berarti tergolong cukup berada. Oleh sebab itu, saya berpendapat saudara-saudara di sini walaupun mereka sudah kaya, punya kerjaan bagus, mungkin juga sibuk, tapi tetap melaksanakan sholat subuh berjamaah di masjid. Saya sering dengar celotehan atau gurauan yang mungkin serius dan tidak serius dari kondisi sosial di Indonesia, kalau orang yang rajin berjamaah di masjid itu biasanya orang susah, belum punya kerjaan bagus jadi waktunya senggang untuk sholat di masjid. Ketika seseorang sudah dapat kerjaan bagus, jadi lebih sibuk, gak akan sempat sholat subuh berjamaah di masjid karena harus ngejar waktu berangkat ke kantor, kalau tidak jalanan keburu macet. Entah benar entah salah, saya sih no offense ya hehe.. tapi memang dibandingkan dengan jamaah sholat di masjid sekitar rumah, kalau di masjid deket rumah di Yogyakarta dan Bandung,  keluarga tajir emang jarang kelihatan sih hahahahahahahaa.. . Nah nampaknya, kondisi tersebut tidak begitu berlaku di sini. Mungkin karena Malaysia ini negara Islam, jadi masyarakatnya lebih berkomitmen untuk melaksanakan ibadah dengan baik, terutama perihal memakmurkan masjid. Tidak terbatas kondisi ekonomi dan sosial, kalau muslim ya memang society di sini mendukung untuk bisa melaksanakan hal-hal tersebut, termasuk sholat subuh berjamaah di masjid.


Saya jadi teringat artikel yang membahas tentang kemajuan negara Turkei di bawah pimpinan presiden Edrogan. Dijelaskan dalam 5 tahun terakhir terjadi kemajuan pesat di sektor ekonomi dan sumber daya manusianya (Maaf gak bisa menyajikan data, mungkin jika berminat silakan mencari sumbernya sendiri hehe..). Ulasan heboh tentang Edrogan ini muncul saat beliau berkunjung ke Indonesia beberapa waktu yang lalu. Salah satu program yang menurut beberapa kalangan sukses mendukung pertumbuhan ekonomi Turki adalah gerakan nasional sholat subuh berjamaah di masjid. Dengar-dengar, Edrogan sangat concern dengan program ini karena menurut beliau ini akan berdampak hebat untuk kemajuan negerinya. Saya belum baca lebih lanjut mengenai apa sebenarnya dampak dari gerakan ini tapi menurut penalaran saya gerakan semacam ini punya efek paling tidak dua hal. Pertama secara religius, gerakan ini tentu saja meningkatkan tingkat iman dan taqwa masyarakat Turki. Terlepas dari bagaimana kualitas ibadah mereka, dengan membiasakan diri sholat subuh berjamaah di masjid tentu saja ini adalah bentuk mengejar ridho Allah SWT. Semua umat muslim juga tahu, pahala sholat berjamaah itu berkali lipat, dan jika dilakukan oleh banyak orang tentu saja mengundang banyak keberkahan. Pastilah Allah SWT membalas dengan keberkahan berkali lipat untuk masyarakat Turki dan negerinya. Ini sama saja mengawali pagi dengan mengejar berkah dari Allah SWT, dan jika dilaksanakan oleh mayoritas penduduk dalam satu negara bayangkan saja bagaimana besarnya berkah dan kebaikan dari Allah SWT untuk umatnya di Turki. Kedua, secara logika awam tanpa harus menyerempet isu agama, dengan membiasakan sholat subuh berjamaah di masjid, paling tidak penduduk Turki terbiasa bangun dan berkegiatan di luar rumah lebih pagi. Jika dihitung paling tidak setengah dari jamaahnya di penjuru negeri itu tidak tidur lagi selepas sholat ( wah kadang-kadang saya masih lanjut tidur nih, padahal anjurannya gak boleh ya hehehe), lalu langsung memulai aktifitas nya hari itu, tentu saja mayoritas penduduk akan lebih produktif. Hal ini lah menurut saya yang sangat mendukung kemajuan negara Turki. Penduduk yang produktif dan didukung dengan kualitas ibadah yang juga lebih baik.

Nah, maka dari itu saya akhirnya jadi sedikit paham mengapa negara Malaysia yang tadinya tidak lebih maju dari Indonesia puluhan tahun lalu, justru sekarang jauh lebih berkembang dan makmur penduduknya. Mungkin saja, salah satu penyebabnya adalah ini. Just my opinion, belum tentu benar juga. Tapi yang jelas, ini jadi refleksi lah paling tidak untuk saya dan suami. Kalau bisa membiasakan diri berbuat baik, coba untuk terus dilakukan, istiqomah lah bahasa arabnya.

Saya mendukung tuh gerakan sholat subuh berjamaah di masjid yang mulai dilakukan teman-teman di beberapa universitas di Indonesia. Semoga kebiasaan baik ini menyebar dan menjadi kebiasaan nasional yang berdampak baik untuk kemakmuran kita semua. Amien

Welcome..

Welcoming myself to be a blogger (hopefully)
Post pertama saya dalam blog ini, dan sesungguhnya it is the fisrt time in my life I make a blog and write something on it!!
Congratulation for me..
I just got inspired by my best friend, Annisa Rahajeng Mahardika,which coincidenly found her blog and then now.. I have my own!!! Hahahahahaha.. Iri dan terinspirasi itu beda tipis sodara-sodara..

So,
Untuk post pertama ini, kira2 apa tema yang cocok untuk dibahas?
Hmmmm..

Mungkin sedikit share saja tentang diri saya, who am I?
My name is Sabrina, full name Nur Sabrina Akmala Putri. Berkebangsaan Indonesia Raya (bangga amat), lahir di Bandung, 25 tahun yang lalu. Selama hidup diberikan buaanyaaak sekali berkah, nikmat dan kebahagian oleh ALLAH SWT, salah satunya sudah dipertemukan dengan belahan jiwa a.k.a soulmate (gaya amat) dan diizinkan menghindarkan diri dari cobaan zina alias pacaran (no offense yaa hehehehe). Singkatnya, saya sudah menikah dengan Bapak Iqbal Putut Ash Shidiq, very very lucky, he found me fall in love with him and I hope he have the same feeling ( hahahhaha.. bahaya kalo enggak), tepatnya 1,5 tahun yang lalu. Nikmat lain adalah, ALLAH SWT mengabulkan cita-cita masa remaja untuk lanjut studi S2 di negeri van orange sang penjajah bangsa kita, The Netherlands. I was graduated from Institue for Housing and Urban Development Studies (IHS) a month a go, and now... I am looking for a fine JOB!!

Yeah, issue terpanas saat ini adalah, rescuing my self from "jobless" period!! I need to find a job.
Mengapa?
Ya jelas karena  persediaan uang sudah makin menipis, tentu kami perlu menyambung hidup dengan bekerja. Kedua, gak ngapa2in tuh sebenarnya enak juga, tapi kalau kelamaan ga ngapa2in, absolutely awful. I need to find activities.

Semoga ALLAH SWT segera membukakan pintu kebaikan dan rezekinya sehingga saya bisa segera mendapatkan pekerjaan. Berdoa dan berusaha sembari menemani suami yang juga sedang berjuang menyelesaikan studi PhD nya.

Wish me luck!!!

PS:  I will write other post soon..